blog-img

Menjadi Guru di Era Serba Salah Tetap Hadir dengan Hati Bukan Emosi

Muhaimin,S.Pd.M.Si | Populer | 14/10/2025

Beberapa waktu lalu, saat saya memberi penguatan kompetensi kepada para guru tentang pengelolaan kelas dan pemahaman murid secara utuh, muncul satu momen reflektif yang membekas. Saya membahas tentang bagaimana guru seharusnya memperlakukan murid, bukan sekadar sebagai peserta didik, tetapi sebagai manusia yang sedang tumbuh, mencari arah, dan membutuhkan bimbingan untuk menemukan potensi terbaik dalam dirinya. Saya katakan, tugas guru bukan hanya mengajar, tapi juga memotret murid secara utuh, melihat siapa dia, apa yang ia butuhkan, dan bagaimana cara terbaik untuk menuntunnya berkembang. Guru yang baik, saya tekankan, bukan yang berdiri di depan untuk menunjukkan kuasa, tapi yang hadir di sisi murid untuk menuntun, menyemangati, dan membersamai dalam proses belajar yang penuh gairah.

Di tengah diskusi yang hangat, tiba-tiba muncul pertanyaan yang cukup menggelitik dari salah satu peserta.
“Pak, sekarang posisi guru kan serba salah. Kalau salah sedikit saja, orang tua bisa marah, bahkan sampai berurusan dengan hukum. Masyarakat juga mudah sekali menyalahkan guru.”

Pertanyaan itu membuat suasana mendadak hening. Ada kegetiran yang terasa, seolah menjadi guru hari ini seperti berjalan di antara dua pilihan : di satu sisi dituntut profesional, di sisi lain rawan disalahpahami, dan memang benar, tantangan menjadi guru saat ini tidak ringan. Lingkungan sosial yang semakin terbuka, masyarakat yang kritis, serta ekspektasi yang tinggi terhadap dunia pendidikan sering kali membuat posisi guru terasa “lemah”.

Namun saya mencoba menanggapi pertanyaan itu dengan cara lain. Saya katakan, bahwa justru di tengah situasi seperti ini, kompetensi pedagogis guru menjadi tameng paling utama. Guru harus menguasai ilmu mengajar bukan hanya dalam hal strategi dan metode pembelajaran, tapi juga dalam hal pengelolaan diri. Mengelola kelas tidak bisa dengan kekerasan fisik, kata-kata yang merendahkan, atau ancaman yang menakutkan, tidak ada satu pun teori pendidikan yang membenarkan hal itu, murid bukan obyek, tetapi subyek pembelajaran mereka belajar dengan hati, bukan dengan tekanan.

Saya lalu mencontohkan profesi lain seperti dokter. Seorang dokter juga menghadapi risiko besar: salah mendiagnosis atau salah memberi resep bisa berakibat fatal. Tapi apakah itu membuat dokter berhenti berpraktik? Tidak. Yang dilakukan dokter adalah meningkatkan profesionalisme dan kehati-hatian. Guru pun sama. Ketika ia memahami etika profesinya, menguasai pendekatan pedagogis, serta mampu mengelola emosi dan komunikasi, maka ia tidak akan mudah tergelincir dalam tindakan yang tidak terkontrol.

Saya meyakini jalan terbaik bagi guru hari ini adalah membangun kemitraan yang sehat, guru perlu membuka ruang komunikasi dua arah dengan orang tua, bukan hanya ketika ada masalah, tapi juga untuk berbagi perkembangan dan potensi anak, dengan begitu, orang tua tidak hanya tahu apa yang terjadi di sekolah, tapi juga merasa dilibatkan dalam proses tumbuh kembang anaknya.

Komunikasi yang jujur dan terbuka ini menjadi jembatan penting. Ketika guru menjelaskan alasannya mengambil suatu tindakan, ketika orang tua paham niat baik di balik setiap keputusan, maka potensi salah paham bisa diminimalisir, dan pada titik itu masyarakat pun akan kembali memandang guru sebagai mitra, bukan musuh.

Guru hari ini memang harus cerdas secara intelektual, tangguh secara emosional, dan hangat secara sosial. Ia tidak cukup hanya pintar mengajar, tapi juga harus bijak memahami dinamika zaman. Dunia berubah cepat, anak-anak belajar lewat gawai, bukan lagi sekadar buku teks. Tapi satu hal yang tak pernah berubah: anak-anak tetap butuh figur guru yang hadir dengan hati.

Kategori Artikel

Populer






footer_logo

2022 © copyright by Aimin Publicize.
All rights reserved.

Tentang Kami
Aimin Publicize adalah wadah publikasi bagi Insan kreatif dapat berupa artikel populer ataupun ilmiah, Karya Seni Sastra puisi, cerpen, novel dan kata – kata motivasi, disamping itu Aimin Publicize juga memuat berita – berita terkini yang inspiratif. Bagi yang membutuhkan dokumen – dokumen untuk menunjang tugas guru, kepala sekolah dan pengawas Aimin Publicize menyediakan ruang di dalamnya. Aimin Publicize menerima pembaca yang akan mempublikasikan berita, karya ilmiah atau pun Karya Seni dapat di kirim ke aiminpublicize@gmail.com
Hubungi Kami

Email : aiminpublicize@gmail.com
Whatsapp : +62 815 6924 757