Surface Learning vs Deep Learning Belajar Bukan Sekadar Hafalan

Muhaimin,S.Pd.M.Si | Populer | 08/05/2025

Hey…. para guru keren dan pelajar kece!
Pernah dengar istilah Surface Learning dan Deep Learning? Kalau belum, yuk kita kupas bareng-bareng sambil dengerin musik atau ngeteh, ngopi tentu dengan cemilannya agar pikiran seger

Apa Itu Surface Learning?

Bayangkan kamu belajar cuma buat ujian. Fokusnya? Hafalan cepat, asal bisa jawab soal.
Contoh: "Oh, rumus luas segitiga itu ½ × alas × tinggi. Oke, hafal... selesai."

Surface learning itu seperti menyelam di kolam renang, tapi cuma nyemplung sampai mata kaki. Belajarnya dangkal dan cepat lupa.

Ciri-ciri Surface Learning:

• Fokus pada hasil, bukan proses

• Nggak terlalu paham makna materi

• Mudah lupa setelah ujian selesai

• Belajar karena “terpaksa”, bukan penasaran

Apa Itu Deep Learning?

Nah, kalau Deep Learning, ini baru belajar yang sesungguhnya! Kamu nggak cuma hafal, tapi paham dan bisa menghubungkan konsep.
Contoh: "Luas segitiga itu ½ × alas × tinggi. Kenapa ya begitu? Oh ternyata karena kalau segitiga digabung jadi persegi panjang, luasnya setengahnya!"

Deep learning itu seperti menyelam ke laut dalam—banyak yang bisa dieksplorasi dan kamu jadi ngerti ‘kenapa’ bukan cuma ‘apa’.

Ciri-ciri Deep Learning:

• Punya rasa ingin tahu tinggi

• Mampu berpikir kritis dan analitis

• Belajar untuk memahami, bukan cuma nilai

• Bisa mengaitkan pelajaran dengan kehidupan nyata

Jadi, Mana yang Lebih Baik?

Jawabannya: Deep Learning pastinya!
Tapi jangan salah, kadang Surface Learning juga dibutuhkan kok, terutama buat hafalan dasar (kayak nama-nama planet atau tabel periodik). Yang penting, jangan berhenti di permukaan. Yuk gali lebih dalam

Strategi dan Metode Pembelajaran Biar Siswa Bisa Deep Learning

Nah ini dia bagian seru-serunya! Gimana sih caranya bikin siswa nggak cuma hafal, tapi juga ngeh?

Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning)

Kasih mereka masalah nyata dan minta mereka cari solusi. Misalnya:

“Bagaimana cara mengurangi sampah plastik di lingkungan sekolah?” Ini bikin mereka berpikir kritis, kolaboratif, dan aktif mencari info

Diskusi Kelompok

Bikin mereka saling tukar pikiran. Bisa pakai model:

• Think-Pair-Share

• Jigsaw

• Debat Mini

 Diskusi bikin siswa melihat berbagai sudut pandang dan memperdalam pemahaman.

Pembelajaran Kontekstual

Hubungkan pelajaran dengan kehidupan nyata.
Misal:

Belajar matematika pakai contoh belanja di pasar.

Ini bikin mereka merasa, “Oh! Ternyata pelajaran ini berguna banget!”

Refleksi dan Jurnal Belajar

Minta siswa menulis apa yang mereka pahami hari ini, kesulitannya apa, dan hal menarik apa yang mereka temukan.

Ini bantu mereka berpikir tentang proses belajar, bukan cuma hasilnya.

Project-Based Learning

Bikin proyek jangka pendek atau panjang.
Contoh:

Bikin poster kampanye hemat listrik, eksperimen sains sederhana, atau vlog edukatif.

Mereka jadi kreatif dan merasa “punya karya” sendiri.

Pertanyaan Tingkat Tinggi (HOT Questions)

Ganti pertanyaan tipe “Apa itu?” jadi:

• Mengapa bisa begitu?

• Bagaimana jika…?

• Apa hubungannya dengan…?

Ini melatih berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking).

Yuk ubah mindset belajar jadi petualangan seru. Bantu siswa menyelam lebih dalam, bukan cuma ngambang di permukaan. Karena ilmu itu bukan buat dihafal, tapi untuk dipahami dan diterapkan.