blog-img

ASN Lesu Kadang Bukan Pegawainya Manajerial Perlu Ditengok

Muhaimin,S.Pd.M.Si | Prestasi | 04/11/2025

Pekalongan ,  Sorotan tajam publik terhadap kinerja Aparatur Sipil Negara (ASN) seolah tak pernah usai. Mulai dari waktu kerja yang terbuang percuma, produktivitas yang dianggap belum maksimal, hingga rutinitas birokrasi yang dinilai kaku dan tanpa terobosan. Namun, benarkah kesalahan sepenuhnya terletak pada ASN sebagai individu? Analisis mendalam menunjukkan, akar persoalan justru bermuara pada satu titik yang sering luput: kemandulan fungsi manajerial di tingkat pemimpin .

Ada ironi di balik kritik tersebut. Setiap ASN sejatinya memikul hasrat untuk berkontribusi dan bekerja dengan baik. Namun, semangat itu mudah sekali meredup tatkala mereka tak memiliki arahan yang jelas, koordinasi yang solid, dan terutama, kepemimpinan yang mampu menggerakkan. Pemimpin, dalam konteks ini, harus bertransformasi dari sekadar "atasan" menjadi "manajer sejati" yang memahami dan mengimplementasikan empat pilar utama manajemen: Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling (POAC).

1. Planning: Mata Jauh ke Depan, Bukan Sekadar Rutinitas Harian

Seorang leader yang terjebak dalam rutinitas harian tanpa pandangan strategis hanyalah seorang administrator. Kepemimpinan manajerial yang kuat, sebaliknya, mampu menetapkan arah dan tujuan instansi secara jernih. Dalam birokrasi, perencanaan yang baik berarti menerjemahkan kebutuhan masyarakat menjadi target layanan yang terukur dan langkah-langkah konkret untuk mencapainya.

Tanpa cetak biru yang matang, tim ASN ibarat kapal yang berlayar tanpa kompas berjalan, namun tanpa tujuan pasti. Perencanaan adalah ruh yang memberikan makna dan tolak ukur pada setiap langkah yang diambil.

2. Organizing: Seni Menempatkan Pemain yang Tepat

Instansi yang efektif bukanlah instansi yang memiliki jumlah pegawai terbanyak, melainkan yang paling terorganisir. Di sinilah kemampuan seorang pemimpin untuk melihat potensi di balik setiap ASN diuji. Fungsi Organizing mengharuskan pemimpin mampu mengatur dan membagi pekerjaan berdasarkan kompetensi dan kapasitas individu.

Seorang manajer yang cerdas akan memastikan tidak ada satu pun ASN yang menjadi "penunggu kantor" karena kebingungan peran. Setiap orang harus aktif karena mereka tahu persis porsinya dalam orkestra pelayanan publik.

3. Actuating: Menyalakan Api, Bukan Sekadar Meniup Perintah

Actuating, atau penggerakan, adalah jantung kepemimpinan. Pemimpin bukan hanya perancang, tetapi juga sumber energi. Ia harus mampu menyalakan api semangat tim, memberikan inspirasi, dan yang paling krusial, menjadi teladan dalam disiplin, etika, dan dedikasi.

ASN akan bekerja bukan karena ancaman sanksi, melainkan karena terinspirasi. Inspirasi ini datang dari pemimpin yang kehadirannya bukan hanya untuk mengawasi, melainkan untuk menyalakan semangat kerja kolektif. Leadership is by example.

4. Controlling: Mengawal Proses, Bukan Mencari Kesalahan

Pilar terakhir, Controlling, berfungsi untuk memantau, mengevaluasi, dan memastikan bahwa setiap kegiatan berjalan sesuai target. Penting dicatat, pengendalian bukanlah operasi pencarian kesalahan, melainkan proses pembimbingan humanis menuju perbaikan.

Dengan kontrol yang sehat, pemimpin bertindak sebagai pengarah sekaligus penjaga mutu. Mereka memastikan kualitas kerja ASN terus meningkat dari waktu ke waktu, menjadikan evaluasi sebagai ruang pembelajaran, bukan sekadar ruang penghakiman.

Bukan Kerja Individual, Tapi Buah Kepemimpinan

Ketika keempat fungsi manajemen ini dijalankan secara harmonis dan selaras, terciptalah sistem kerja ASN yang efektif, efisien, dan memiliki dampak nyata. Pemimpin tidak lagi dipandang sekadar simbol jabatan yang statis, melainkan motor perubahan yang dinamis.

Kinerja optimal ASN bukanlah hasil dari lompatan individu, melainkan buah matang dari kepemimpinan manajerial yang kuat dan berjiwa pelayanan. Inilah esensi yang harus digali. Sebab, saat setiap pemimpin memahami hakikat ini, birokrasi tidak lagi identik dengan kelambanan, melainkan bergerak cepat, terarah, dan bermakna dalam melayani negeri. Publik pun tak perlu lagi "gelitik" kinerja ASN, karena perbaikan sudah dimulai dari meja pimpinan.

(Penulis/Redaksi)